Categories
General

Hotel, Lelaki dan Nyonya Muda yang Kesepian

a romantic attachment or episode between lovers

Mobil bak itu berhenti di depan sebuah hotel melati. Ning, si perempuan, tampak gelisah. Sementara Mar, si pria, berbicara dengan pemilik hotel untuk urusan menyewa kamar. “Ada kamar kosong” kata Mur akhirnya pada Ning yang masih di dalam mobil.

Di dalam kamar Ning menghadapkan wajahnya ke arah kipas angin. Khidmat sekali, entah apa yang ada di dalam pikirannya. Dimatikan kipas angin itu barang sesaat, lalu dinyalakannya kembali. Mur masuk dan berkata bahwa sepertinya akan turun hujan. Ning mengikuti Mur mengangkat sofa dari atas bak mobil di luar, menyelamatkannya dari ancaman hujan. Susah payah diangkutnya sofa hijau itu oleh Ning dan Mur. Keduanya berusaha membagi beban, mengatur peran agar misi sofa selamat dari hujan tercapai.

Ning terbaring kelelahan. Namun ia segera terbangun saat Mur masuk dengan botol Cola yang lalu diberikan untuk Ning. Keduanya menjadi canggung, Mur pun memulai percakapan di dalam kamar itu.

Hujan Tak Jadi Datang karya Yosep Anggi ini menampilkan sebuah perselingkuhan yang canggung, sebuah hubungan yang dingin. Ning dan Mur tak terlihat seperti layaknya sepasang kekasih yang jatuh cinta dan dilanda gejolak asmara. Mereka hadir sebagai sosok-sosok kesepian yang tak bahagia.

*

Se-ling-kuh:

1 suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri; tidak berterus terang; tidak jujur; curang; serong; 2 suka menggelapkan uang; korup; 3 suka menyeleweng;

Menyaksikan fragmen sepasang lelaki dan perempuan yang datang ke sebuah hotel untuk perselingkuhan, frame kamar-kamar hotel yang sunyi membawa lamunan saya pada puisi Pablo Neruda “Poor Fellow”, “Hotels spy on their guests, windows name names..”. Gustave Flaubert dalam novel Madame Bovary menghadirkan perselingkuhan sebagai sebuah simbol perlawanan pada sistem. Pada abad 18 di mana sistem sosial sangat hipokrit dan menindas, memaksa tubuh menjadi alat politis, sehingga perselingkuhan pada masa itu merupakan sebuah keberanian dan tindakan yang heroik.

Berbeda dengan perselingkuhan Ning dan Mur yang saya lihat sebagai sebuah keputusasaan. Keputusasaan pada pilihan hidup, keputusasaan pada pekerjaan, keputusasaan karena ketakberdayaan, kemalasan, lantas menyerah pada sistem. Mengukuhkan perselingkuhan sebagai sebuah kewajaran bagian dari sistem masyarakat yang korup.

*

As.sump.tion/noun:

a : an assuming that something is true b : a fact or statement (as a proposition, axiom, postulate, or notion) taken for granted

“Sepertinya akan turun hujan..”

Manusia modern semakin teralienasi dari dirinya dan dari alam. Musim tak bisa lagi diprediksi, alam menjalankan sistemnya untuk keseimbangan kehidupan sedang manusia sibuk sendiri. Kecanggungan Ning dan Mur merupakan representasi keterasingan. Ning si perempuan bersikap pasif hanya menunggu ‘aba-aba’ dari Mur si lelaki. Mur bersikap dingin dan kaku, menyadari ucapannya yang salah ia langsung menutup pintu kamar. Semacam eksekusi sepihak dan ‘perintah’ bahwa sudah cukup dengan percakapan.

Kegagalan keintiman yang terbangun dari percakapan diharapkan bisa terbangun saat berhubungan seksual. Apakah itu yang terjadi? Atau seks hanya sebagai wahana pelarian dari realitas untuk kenikmatan sementara? Mood film yang suram dan datar mencapai klimaksnya dari ucapan Mur. Skenario yang cerdas bisa mengubah kalimat sederhana menjadi kata-kata yang bermakna dalam.

“Kamu tak biasa sekamar dengan lelaki?” Mur

“Suamiku kan laki-laki..” Ning

“Maksudku lelaki yang tak kau kenal..” Mur

Ning diam.

“Apakah kau kenal suamimu?”.

Yosep Anggi mengajak kita untuk berselingkuh dengan makna, dengan menghadirkan hantu definisi kata-kata dari kamus bahasa Inggris. Hal ini menarik, apakah bahasa asing itu menjadi sebuah satir akan sejarah diri kita yang diterjemahkan oleh barat? Ataukah bukti ketidakmampuan kita dalam menerjemahkan sejarah diri?

Ah, film ini memang perselingkuhan canggung, perselingkuhan lagu Campur Sari dengan Karaoke. Perselingkuhan pegawai sebuah toko mebel dari pekerjaannya, perselingkuhan toko mebel dari hutan, perselingkuhan hotel dari sistem sosial, perselingkuhan hujan dari awan. Perselingkuhan manusia dari cinta. Perselingkuhan-perselingkuhan sejak dari pikiran.*

 

It’s Not Raining Outside aka Hujan Tak Jadi Datang

Yosep Anggi Noen. Limaenam Films. Fiksi. 16 Menit. Yogyakarta, 2009

Pemain: Andrea Andjaringtyas Adhi, Jamaludin Latief

Pemutaran dan Penghargaan:

– Purbalingga Film Festival, 2009

– Nominasi Film Terbaik, Festival Film Pendek Konfiden, 2009

– Cinemanila International Film Festival, 2009

– International Film Festival Rotterdam (IFFR), 2010

– World Film Festival Bangkok, 2010

– Singapore International Film Festival, 2010

– Asian Hot Shots Berlin, 2010